Kemarau dan Ancaman Karhutla di Tengah Pandemi

Karhutla atau kebakaran hutan dan lahan adalah hal yang sayangnya rutin terjadi setiap tahun di beberapa derah di Indonesia. Tentu masih segar di ingatan kita betapa menderitanya teman-teman di Riau tahun lalu yang terdampak asap akibat karhutla. Udara segar yang biasa dihirup gratis setiap hari, waktu itu seolah menjadi sesuatu yang langka dan sangat berharga.

Memasuki musim kemarau seperti sekarang, ancaman karhutla sudah di depan mata. Sampai dengan 11 Juni 2020 lalu, berdasarkan pantauan satelit Terra/Aqua KLHK (Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan) Republik Indonesia terpantau 731 titik api di seluruh Indonesia.

Menurut ibu Anis Aliati, Kasubdit Pencegahan Karhutla-Direktorat PKHL, Ditjen Pengendalian Perubahan Iklim, KLHK, jika dibandingkan dengan tahun 2019 pada periode yang sama terjadi penurunan sebanyak 335 titik atau 31,43%. Tentu ini berita bagus untuk masyarakat Indonesia.

Penurunan titik api ini merupakan hasil kerja keras pencegahan karhutla oleh satgas Karhutla yang ada di setiap provinsi di Indonesia. Satgas Karhutla yang biasanya diketuai oleh Gubernur setempat ini terdiri dari instansi pemerintah seperti BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah), KLHK, DaOps Manggala Agni, TNI Polri, Babinsa, dll.

Pencegahan karhutla memang menjadi prioritas utama Satgas Karhutla. Jika terpantau ada titik api dari satelit Terra, DaOps Manggala Agni yang merupakan garda terdepan dalam penanggulanan karhutla di lapangan akan sigap memeriksanya. Dengan ini diharapkan titik api tersebut bisa segera dipadamkan atau dikendalikan agar tidak membesar. Karena kalau sampai terjadi kebakaran, terutama di lahan gambut, upaya pemadaman menjadi lebih sulit karena karakter lahan gambut yang mudah terbakar.

Penyebab Karhutla

Sampai saat ini penyebab karhutla menurut pak Bambang Hero Saharjo, Guru Besar Perlindungan Hutan, Fakultas Kehutanan IPB, adalah aktivitas manusia. Aktivitas ini bisa berupa pembukaan lahan untuk berbagai kepentingan, antaranya penyiapan lahan untuk budidaya, pemukiman atau peruntukan lainnya termasuk peruntukan kepentingan ekonomi.

Sebenarnya masalahnya bukan terletak pada pembukaan lahannya, tapi cara penyiapan lahan tersebut. Tidak jarang aktivitas pembukaan lahan tersebut dilakukan dengan cara pembakaran yang tidak terkendali oleh oknum masyarakat dan korporasi. Akibatnya, yang terbakar bukan hanya lahan yang sudah ditentukan saja, tapi merambah ke mana-mana dan menyebabkan karhutla.

Ancaman Karhutla di Tengah Pandemi

Kebakaran hutan dan lahan bukanlah hal yang bisa dianggap remeh, dampaknya dapat berakibat buruk pada bidang ekonomi, lingkungan dan kesehatan.

Implikasi negatif dari karhutla adalah naiknya emisi gas rumah kaca yang menyebabkan munculnya gas beracun seperti furan, hidrogen dan sianida. Hal ini tentu bisa menyebabkan masalah kesehatan pada masyarakat di daerah terdampak, terutama infeksi pernafasan saluran atas (ISPA).

Karhutla mengancam kesehatan masyarakat khususnya yang memiliki riwayat penyakit pernafasan. dr Feni Fitriani, Sp.P (Dokter Ketua Pokja Paru dan Lingkungan)

Dalam wawancaranya dengan jurnalis KBR, Vitri Anggraeni, dr. Feni Fitriani menyatakan bahwa dalam udara yang tidak bersih, risiko terpapar virus COVID-19 akan meningkat.

“Karhutla seperti beban tiap tahun yang harus dihadapi masyarakat di daerah. Ditambah dengan pandemi COVID-19, seolah ada beban ganda di masyarakat,” ujar dr. Feni.

Masyarakat yang berisiko tinggi pada karhutla dan Covid-19 sama, yaitu anak-anak, ibu hamil serta lansia yang sudah ada penyakit kronis seperti kanker paru, asma, penyakit jantung koroner, cardiovasculer dan stroke). Kondisi pasien dalam pengawasan (PDP) Covid-19 dan orang dalam pengawasan (ODP) bisa semakin parah jika di daerahnya ada asap akibat Karhutla.

Untuk mengurangi risiko ganda tersebut, dr. Feni menyarankan masyarakat yang terdampak karhutla untuk menjaga kesehatan, terutama kesehatan paru-paru, dengan menjalankan pola hidup berikut ini:

Pola Hidup Sehat untuk Masyarakat Terdampak Karhutla di Tengah Pandemi:

  1. Aware pada tanda-tanda dini karhutla, misalnya dengan memperhatikan kondisi langit (contoh: yang pada udara bersih bisa terlihat, saat ada asap karena karhutla jadi tidak terlihat) atau menggunakan informasi air quality index.
  2. Memakai masker saat keluar rumah. Menurut pak Bambang, partikel asap yang akan masuk melalui rongga hidung sangat kecil, ukurannya mikron sehingga masker wajib dikenakan. Bahkan jika masker yang digunakan ukurannya lebih besar, bisa dibasahi agar partikel asap tidak masuk ke rongga hidung.
  3. Tinggal di rumah saja jika tidak ada keperluan penting di luar rumah.
  4. Jika harus pergi ke luar rumah saat ada karhutla, pertimbangkan jarak tempuh dan waktu tempuh dan segera kembali jika urusan sudah selesai.

Peran Pemerintah Dalam Mencegah dan Mengendalikan Karhutla

Pemerintah sendiri tidak tinggal diam menghadapi ancaman ganda karhutla di tengah pandemi ini. Meski ada refocusing anggaran karena APBN difokuskann pada penanganan pandemi Covid-19, Satgas Karhutla tetap mengoptimalkan upaya pencegahan dan penanganan karhutla dengan memperhatikan protokol kesehatan.

Berikut adalah upaya yang dilakukan oleh pemerintah pusat dan Satgas Karhutla:

Menandatangani Inpres Nomer 3 Tahun 2020

Pada 28 Februari 2020, Presiden Joko Widodo menandatangani Instruksi Presiden (Inpres) nomer 3 tahun 2020 tentang Penanggulangan Kebakaran Hutan dan Lahan. Dalam Inpres ini, presiden memerintahkan pada 26 KL untuk secara terpadu bersama-sama melakukan pengendalian Karhutla sesuai dengan fungsinya masing-masing.

Karhutla dan pengendaliannya harus menjadi tanggung jawab bersama. KLHK tidak bisa sendiri dalam menangani karhutla sehingga KLHK terus berupada menjalin sinergi dan meningkatkan komitmen para pihak untuk sama-sama fokus pada upaya pengendalian karhutla terutama pencegahan.

Menurut pak Bambang, selain KLHK, banyak kementerian lain yang harus ikut terlibat dalam pencegahan dan pengendalian karhutla. Seperti Kementerian Pertanian karena perkebunan yang pembukaan lahannya sering menjadi penyebab karhutla berada di bawah ranahnya.

Melakukan Patroli, Kampanye, Sosialisasi, dan Pemadaman

Petugas di lapangan tetap melakukan patroli terpadu, patroli mandiri, kampanye, sosialisasi dan pemadaman dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan. Patroli terpadu adalah patroli yang dilakukan secara bersama-sama oleh Manggala Agni, KLHK, TNI Polri, Babinsa dan masyarakat. Sedangkan patroli mandiri dilakukan sepenuhnya oleh personel Manggala Agni dari KLHK

Manggala Agni adalah Brigade Pengendalian Kebakaran Hutan Indonesia yang dibentuk oleh Departemen Kehutanan pada tahun 2003. Brigade ini dibentuk dalam rangka melaksanakan tugas pengendalian kebakaran hutan yang kegiatannya meliputi pencegahan, pemadaman dan penanganan pasca-kebakaran hutan. – menlhk.go.id

Ibu Anis dari KLHK mengatakan bahwa tim ini akan langsung bergerak begitu melihat ada pantauan hotspot dari satelit di wilayah kerjanya. Sehingga kalau terbukti ada titik api bisa langsung dilakukan pemadaman dini.

Selain itu, di beberapa tempat, DaOps Manggala Agni juga aktif melakukana penyemprotan disinfektan organik buatan sendiri dari cuka kayu serta memberikan bantuan alat pencegahan Covid-19 seperti hand sanitizer, masker, dll.

Kegiatan ini tetap dilakukan meski anggaran dari pemerintah berkurang sesuai dengan pesan presiden agar pelayanan publik oleh negara tetap berjalan dalam masa pandemi ini.

Melakukan Teknologi Modifikasi Cuaca

KLHK bersama mitra (BPPT, TNI AU, mitra kerja usaha dan didukung data iklim dari BMKG) sudah melakukan teknologi modifikasi cuaca dalam rangka menghadapi musim kemarau. Berdasarkan informasi dari BMKG, pada wilayah-wilayah yang akan memasuki musim kemarau dilakukana teknologi modifikasi cuaca dalam rangka memperpanjang bulan atau hari basahnya.

Hal ini sudahh dilakukan di Riau selama 15 hari. Dan saat talkshow berlangsung tanggal 12 Juni lalu, modifikasi cuaca ini masih berlangsung di wilayah Sumatera Selatan dan Jambi.

Melakukan Sosialisasi Kepada Masyarakat

KLHK melakukan sosialisasi dan penyadartahuan kepada masyarakat melalui berbagai media online maupun cetak. KLHK juga menggandeng pemuka agama untuk bisa memberikan pesan kepada umatnya pada kegiatan pembinaan rohani maupun kegiatan sosial tentang pencegahan karhutla, terutama di wilayah-wilayah yang rawan karhutla.

Melakukan Penegakan Hukum pada Pelaku Pembakaran Hutan 

Sejak tahun 2015 sanksi untuk penyebab karhutla sudah diterapkan, baik itu sanksi administrasi, sanksi pidana dan sanksi perdata.

Pak Bambang dari Fakultas Perhutanan IPB mengatakan bahwa penegakan hukum ini sebagai salah satu upaya untuk menekan asap, mencegah kerusakan-kerusakan lain termasuk jangan sampai emisi gas rumah kaca meningkat. Penegakan hukum juga bertujuan untuk menunjukkan kepada luar negeri bawah Indonesia tidak melegalkan perilaku pembakaran lahan yang tidak dikendalikan.

Dengan berbagai usaha yang dilakukan pemerintah tersebut, diharapkan dengan adanya penegakan hukum yang tegas, karhutla dapat dicegah, ditangani serta direduksi. Sehingga ketika musim kemarau tiba, karhutla tidak lagi menjadi ancaman terutama di masa pandemi ini. Masyarakat juga diharapkan berperan aktif dengan tidak melakukan pembakaran lahan yang tidak terkendali dan melaporkan ke Satgas Karhutla setempat jika menemukan titip api yang berbahaya.

Semoga musim kemarau di tengah pandemi tahun ini dapat dilalui dengan baik tanpa adanya karhutla di seluruh wilayah Indonesia.

 

 

 

 

Alfa Kurnia
Yuk Berteman
Bagikan:

25 Komentar

  1. Saya setuju jika penegakan hukum terkait Karhutla ini harus lebih tegas lagi. Sehingga kejadian tidak akan berulang kembali.
    Semoga karhutla makin intens dapat dicegah dan ditangani serta direduksi.
    Sehingga ketika musim kemarau tiba, karhutla tidak lagi menjadi ancaman terutama di masa pandemi ini.

    1. Alfa Kurnia
      Author

      aamiin… Kalau inpres dan undang-undangnya sudah ada tinggal tekanan dari masyarakat aja kepada penegak hukum untuk menindak tegas pelaku pembakaran lahan tidak terkendali. Kasihan hutan Indonesia.

  2. Seram sekali memang kalo karhutla sampai terjadi (lagi), pandemi Covid belum selesai jgn sampe ada musibah lagi. Huhu..

  3. Kadang tuh aku bingung kalau lihat berita kebakaran hutan kemarin. Langkah kecil apa yang bisa aku lakukan gitu. Apalagi lokasinya juga jauh. Jadi akhirnya ya cuma bisa jaga-jaga dari rumah dengan memanam tamaman dll. Herannya kalau pemerintah udah izinin buka lahan tapi nggak jelas peruntukannya bagaimana.

    1. Alfa Kurnia
      Author

      Iya ya, Mbak. Saya dulu yang rumahnya deket hutan aja suka bingung harus berperan apa, paling ya kalau musim kemarau gini berusaha untuk nggak bakar sampah atau buang sampah yang mudah terbakar. Atau kalau liat asap yang mulai nggak terkendali lapor ke fire fighter department supaya dicek.

  4. Ulasan yang lengkap. Saya selalu berharap pandemi ini cepat berlalu dan kebakaran hutan bisa dikendalikan.

      1. Di daerah saya sini, Banjarbaru, Banjarmasin tahun lalu karhutla sangat parah mbak alfa. Asap dimana-mana????, udara pagi yang harusnya menyegarkan tapi gak bisa kita rasakan kesegarannya. Bernafas seperti menghirup udara yang panas????????

  5. Selama ini yang terdengar adalah keluhan kepada pemerintah. Menurutku edukasi kepada masyarakat amat perlu dilakukan, agar lebih paham lagi akan bahaya Karhutla dan tidak mudah termakan bujukan oknum untuk membakar lahan guna peruntukan pertanian, pemukiman atau lainnya.

  6. Aamiin, smoga tdk ada lg karhutla di Indonesia ???????? tercinta. Bukan hnya dr peran pemerintah saja, namun smua lapisan masyarakat hrs paham dan ikut serta mnjaga lingkungan dan hutan agar sll asri, segar dan sehat. Nuhun kak.

  7. Iya mbak, hampir tiap tahun kita menghadapi bencana karhutla. Maka dari itu diperlukan sinergi dari berbagai elemen untuk mengatasi hal ini. Diharapkan dengan adanya sinergi dari berbagai elemen maka karhutla bisa diatasi dengan baik. Harapannya lagi semoga saat kemarau tiba tidak terjadi lagi bencana karhutla.

  8. Kebakaran hutan saat ini memang sedikit menakutkan apalagi di tengah pandemi yang belum tahu kapan berakhirnya ya mba. Kadang kuatir juga jika ditambah akan datangnya musim kemarau. Ya Allah, semoga bangsa kita dihindarkan dari bencana, aamiin. Dan semoga kesadaran warga semakin tinggi untuk tidak mencemarkan lingkungan sendiri

  9. Kebayang ya.. Tahun lalu aja bencana karhutla dampaknya sangat terasa. Apalagi kalau di tengah pandemi

  10. Penanganan kebakaran hutan harus melibatkan seluruh pihak. Meski pemerintah sudah membuat peraturan yang ketat, namun jika tidak dibarengi dengan kesadaran masyarakat tentu akan sulit sekali. Sedih dengarnya, padahal saat kebakaran terjadi, yang paling terdampak ya orang-orang di sekitar hutan itu sendiri. 🙁

  11. Aamiin, semoga ya mba. soalnya beberapa tahun ini setiap kemarau pasti ada aja karhutla, serem banget. semoga kemarau kali ini lebih aman dan enggak ada lagi tuh orang-orang yang reseh membakar hutan. makasih mba sharingnya.

  12. Semoga tidak terjadi lagi disini seperti tahun tahun kemarin, gak tau gimana jadinya kalo sampe terulang lagi di tengah pandemi seperti sekarang ini ????

  13. Yang pasti harus ada kesadaran diri dari masyarakat. Agar bisa hati2 dan bertanggung jawab. Logikanya sih, kalau musim kemarau gakbusah bakar2. Sepercik api juga bisa jadi si jago merah. Cukup tahun lalu kami di Palembang merasakan sesak tak terkira. Ingin meronta juga masih tak dapat bernapas lega.

  14. Saya nggak bisa ngebayangin orang-orang yang terkena karhutala di tengah pandemik gini. Udahlah pandemik ini bikin susah, masih juga ditambah karhutala. Susahnya makin-makin.

    Resiko terjangkig penyakit juga pasti besar sekali. Daya tahan tubuhnya kan ya jadi mudah drop kalau kualitas udaranya nggak baik.

  15. Karhutla ini emang awet banget. Saya masih ingat terakhir yg terparah tahun 2015 saya ada di Jakarta mengurus ijazah dan Palembang parah sekali asapnya. Sampai suami jemput anak saya yg masih di Palembang. Tahun kemarin masih saja parah. Sedih.

  16. wah ternyata kita harus bersinergi dalam mengatasi kemarau dan kebakaran hutan ini ya, dilakukan banyak pihak. selain teknologi, kebijakan juga ya minimal dari kita sendiri ya mbak alfa…

  17. Benar bgt mba, ancaman karhutla di depan mata. Harus bisa dicegah, biar dampaknya tidak ganda karena sekarang lagi masa pandemi covid jg. Butuh kesadaran dan kontribusi kita semua

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *