Friendzone, Dilema Cinta Dalam Persahabatan

Minggu lalu, saya baru menyelesaikan drama Korea berjudul Hospital Playlist (2020). Drama ini mengisahkan tentang persahabatan 5 orang dokter spesialis yang sudah terbina sejak kuliah.

Sepintas, persahabatan antara empat pria dan seorang wanita ini terlihat begitu sempurna tanpa adanya romansa diantara mereka. Sampai pada suatu episode, ternyata seorang tokoh pria dalam cerita tersebut sebenarnya memendam rasa pada sahabat wanitanya.

Friendzone, adalah kata yang tepat untuk menggambarkan situasi dalam cerita di atas. Friendzone terjadi ketika dalam suatu hubungan pertemanan atau persahabatan, salah seorang individu menginginkan hubungan yang lebih intens dari sahabatnya sendiri.

Situasi seperti ini kerap terjadi pada hubungan persahabatan lawan jenis. Banyaknya yang mengalami fenomena friendzone ini seolah menegaskan kalimat berikut :

Persahabatan antara pria dan wanita itu suatu hal yang tidak mungkin terjadi

Benarkah demikian? Memang hubungan persahabatan lawan jenis ini sangat beresiko berkembang menjadi friendzone. Baik pria maupun wanita bisa mengalaminya.

Terutama wanita, yang memiliki perasaan lebih sensitif dan cenderung baperan. Apalagi wanita yang sudah terlalu lama jomblo atau baru saja putus dengan kekasihnya. Perhatian dan rasa sayang yang ditunjukkan oleh sahabat prianya bisa membuat wanita salah persepsi.

Memiliki perasaan terpendam seperti ini tentunya membuat kita merasa tidak nyaman. Menginginkan sesuatu yang lebih dari sekedar hubungan pertemanan dari sahabat sendiri itu sesuatu yang beresiko tinggi.

Jika terjebak dalam situasi seperti ini, hanya ada 2 cara yang bisa teman-teman ambil. Pertama, menyatakan perasaan kalian dengan catatan kalian siap mengorbankan hubungan persahabatan yang selama ini terbangun.

Kedua, dengan mengambil sedikit jarak agar tidak terlalu intens berkomunikasi dan bertemu dengan sahabat kalian. Kemudian ambil waktu untuk menetralkan perasaan teman-teman sampai siap bersahabat lagi dengannya.

Meskipun seorang wanita, tidak ada salahnya jika teman-teman menyatakan perasaan lebih dulu. Jika itu bisa membuat perasaan kalian lebih lega. Namun, sebaiknya teman-teman berpikir ulang untuk menyatakan perasaan apabila sahabat pria kalian sudah memiliki wanita lain dalam hidupnya.

Tidak ada bagusnya merusak hubungan orang lain. Lebih baik kita mengintrospeksi diri dan menjaga jarak untuk menetralkan perasaan tersebut.

Saya sendiri pernah terjebak dalam situasi friendzone. Tidak hanya sekali melainkan dua kali. Pertama semasa SMA, kedua ketika sudah bekerja.

Saya memutuskan untuk tetap berteman dan bersahabat baik dengan sahabat yang saya taksir semasa SMA dulu. Saya berhasil keluar dari jeratan friendzone dan mempertahankan hubungan pertemanan kami.

Saat bekerja, saya kembali terjebak dalam situasi friendzone. Namun saya kembali berhasil mengatasi hal ini, karena ternyata gayung bersambut dan kami tidak hanya sekedar menjadi sahabat tapi juga sepasang suami istri.

Apapun pilihannya, semoga hubungan percintaan tidak akan merusak hubungan persahabatan yang telah teman-teman bina dengan sahabat masing-masing.

Jadi, apa pendapat teman-teman jika ada yang mengatakan kalau persahabatan pria dan wanita itu tidak mungkin terjadi?

Imawati Annisa Wardhani
Latest posts by Imawati Annisa Wardhani (see all)
Bagikan:

2 Komentar

  1. Anggi Octaviani

    Assalamualaikum, salam kenal 🙂 soal persahabatan perempuan dan laki2 kayak gini juga pernah saya rasakan, ujungnya kalau nggak saya yg baper eeh dianya yg baper ???? Menurut saya yg murni bersahabat memang sedikit sekali, apalagi bila dibaca dari sisi psikologi laki2 dan perempuan yg berbeda. Seperti pepatah witing tresno jalaran saka kulino, cinta tumbuh karena terbiasa. Ya kebiasaan ketemu dan curhat2an malah suka ???? Friendzone nggak apa2 asal jangan ghosting aja #eh ????????????????

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *