Ku mengenangmu, Sahabat !!

Sahabat adalah orang yang hadir bukan hanya disaat kita senang saja, tapi lebih dari itu..dia akan ada disaat kita jatuh dan terpuruk. Dia adalah satu-satunya orang yang tidak akan meninggalkan kita, walaupun mungkin terpisah jarak dan waktu. Itu yang selalu aku yakini.. begitu juga ingatanku pada Yanti, sahabatku.. orang yang akan selalu meluangkan waktunya untuk mendengar keluh kesahku, orang yang terakhir kuhubungi saat semua orang tak bisa membantuku menyelesaikan masalah.
Kami bertemu saat kami masih duduk di bangku SMK, saya ingat waktu itu dia duduk sendiri di bangku kosong, di belakangnya sudah ada 2 temannya yang lain, yang duduk sebangku. Melihat saya celingukan masuk kelas sendiri, dia kemudian menawariku untuk duduk bersamanya. Jadilah kami teman sebangku selama tiga tahun.
Yanti adalah gadis yang manis, mungkin teman-teman kami dulu yang lelaki setuju jika saya katakan bahwa mereka tertarik padanya pada pandangan pertama. Dengan senyum indahnya dan gayanya yang supel, dia bisa berteman dengan siapa saja, bukan hanya teman satu angkatan saja. Tidak sepertiku, yang hanya mau bergaul dengan orang-orang tertentu saja.
Namun bagiku dia adalah gadis yang lugu. Dengan tingkahnya yang polos, terkadang dia termakan rayuan laki-laki. Sudah berapa kali dia akan curhat tentang pacar barunya, lalu tak berapa lama dia akan kembali dengan raut sedih, dan bercerita jika mereka sudah putus.
Dan itu yang tidak saya sukai darinya, dari semua lelaki yang mendekatinya. Kenapa Yanti harus percaya pada semua omongan lelaki, kenapa lelaki yang menjadi pacarnya harus selalu memanfaatkan kepolosannya..
Tapi Yanti adalah Yanti… seorang pribadi yang periang.. yang mudah lupa dengan kesedihannya.. Jika hari ini dia menangis, esok hari dia akan kembali ceria… Dan dia selalu tahu apa yang kumau..
Pernah suatu hari, dia sibuk dengan kegiatan ekstrakurikulernya… (dia memang aktif di kegiatan kepramukaan di sekolah). Seminggu itu dia benar-benar seperti tak peduli denganku,.. dan dia menyadari hal itu.. Dan keesokan harinya, dia datang padaku..seraya berkata bahwa 2 hari lagi sepupunya akan menikah, lalu dia bertanya padaku apa yang ingin dia bawakan untukku sepulangnya dari resepsi sepupunya tersebut. Spontan saya bilang saya ingin potongan wedding cake yang biasanya ada di acara pernikahan. Saya bilang begitu karena saya masih sedikit kesal dengannya, bukan benar-benar menginginkan potongan kue tersebut.
Dan ternyata, dia memang membawanya. Dengan dibungkus kertas koran, dia membawa potongan wedding cake sesuai pesananku, seraya berkata kalau dia harus menunggu sampai tamu undangan pulang, dan membujuk mempelai pengantin untuk sekedar meminta potongan kue tersebut. Padahal sudah tradisi di kampungku, bahwa wedding cake hanya bisa dimakan setelah resepsi selesai, biasanya malam hari, setelah semua tamu undangan pulang. Kontan saja saya tertawa mendengarnya, geli juga jika membayangkan bagaimana Yanti harus menunggu hingga malam, untuk sekedar sepotong kue.
Tapi itu hanya sebagian kecil saja. Ada banyak hal yang kami lalui selama tiga tahun kami di SMK. Bagaimana dia akan sengaja melewatkan angkot langganannya berlalu hanya untuk menemaniku menunggu dijemput Bapakku, atau mengantarku ke warung telepon di saat hujan badai, hanya untuk menelepon Bapakku untuk datang menjemputku sepulang sekolah, padahal jarak dari sekolah ke warung telepon lumayan jauh.
Itu hanya cerita disaat kami masih di bangku sekolah saja. Setelah itu kami jarang berkomunikasi lagi. Apalagi setelah tahu dia pergi dan tinggal ke Purwakarta, kami benar-benar lost contact. Namun dengan tanpa diduga, dia datang ke tempat kerjaku, membawa suami dan anaknya. Waktu berlalu begitu cepat, saya tak ingat berapa lama kami tak bertemu. Sudah lama sekali.. dan dia katakan bahwa dia benar-benar ingin bertemu denganku. Setelah dia mencari tahu alamat saya bekerja, dia sempatkan untuk menemuiku sebelum balik lagi ke Purwakarta.
Saya pikir setelah itu kami akan bertemu lagi, padahal kami waktu itu sudah saling share nomor telepon kami masing-masing. Tapi ternyata tidak, mula-mula nomornya sulit dihubungi, lalu kemudian saya tak pernah mendengar kabarnya lagi.
Sampai saya menikah dan pindah ke Bandung pun saya tak pernah lagi bertemu dengannya. Bahkan saya ingat, di dalam undangan pernikahanku masih tercatat namanya, walau saya tahu dia mungkin tak akan datang.
Baru setelah setahun pernikahanku, temanku Nina mengirim sms padaku. Dia bilang kalau Yanti sudah tidak ada lagi.. Yanti sudah meninggal.. saya tak percaya dengan ucapan Nina. Saya tak terlalu serius menanggapinya. Namun Nina meyakinkan saya jika dia sekarang tengah berada dirumahnya dan bersiap mengantar jenazah ke pemakaman. Dia meninggal karena sakit paru-paru yang telah lama diidapnya, bahkan sebelum meninggal, dia sudah terlebih dulu dirawat di rumah sakit tempat Nina bekerja. Begitu yang aku dengar dari Nina. Sontak saja, saya tak bisa berkata apa-apa, tanganku masih memegang hp dengan benar-benar bingung, terkejut, rasa tak percaya hingga berpikir bahwa ini hanya mimpi.
Sebenarnya saya tak ingin menulis cerita ini disini, saya pikir biarlah persahabatan kami hanya kami yang merasakan, karena semua orang juga punya sahabat mereka sendiri, punya cerita mereka sendiri. Namun kemudian saya berubah pikiran, setidaknya saya hanya ingin teman-teman kami yang lain, yang mungkin membaca cerita ini, bisa sedikit menarik waktu kembali, ke masa kita masih bersama-sama, mengenang persahabatan kita semua.. semasa di sekolah dulu, yang tak akan kita ulang kembali. Dan saya rasa kita semua setuju jika Yanti adalah sahabat yang baik, yang manis, cantik, dan lugu, namun mempunyai rasa solidaritas yang tinggi.

Bagikan:

3 Komentar

  1. Anggi Octaviani

    Assalamualaikum mbak salam kenal. Innalillahi semoga husnul khotimah untuk sahabat mbak yah. Saya jadi ingat salah satu sahabat SMA saya dulu, dia anak periang, polos dan lucu sama seperti sahabat mbak. Tapi nasib berkata lain, kami kuliah jauh, saya di Jawa, beliau di Makassar. Lama tidak kontakan, tiba2 beliau menghubungi saya lewat chatt Fb, beliau bilang kalau rindu ingin bertemu. Dan ternyata itu chatt terakhir kami. Sebulan sesudahnya beliau meninggal karena kecelakaan. Saya shock sekali. Terimakasih sharing nya mbak 🙂

    1. Waalaikum salam, iya mbak ternyata kita mempunyai kisah yang hampir mirip, hanya saja sahabatku meninggal karena sakit. Semoga mereka berdua di tempatkan di sisi Allah swt,diterangi kuburnya,aamiin. Kita yang ditinggalkan hanya bisa mendoakan dan mengenangnya saja.

  2. Lia Sukriati
    Author

    Waalaikum salam, mbak.. ternyata kita mempunyai kisah yang hampir mirip, hanya saja sahabat sy meninggal karena sakit. Mungkin mereka berdua sudah mempunyai firasat sebelumnya sehingga mempunyai keinginan untuk bertemu dengan kita terlebih dahulu, wallohu alam. Semoga mereka berdua tenang di alam sana, diterangi kuburnya, aamiin..Kita yang ditinggalkan hanya bisa mendoakan dan mengenangnya saja.

Tinggalkan Balasan ke Lia Sukriati Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *