17 Agustus yang Berbeda, 17 Agustus di Rumah Saja

“Bu, emang sekarang gak ada lomba lagi?” ujar sulungku malam itu.
Aku terdiam sejenak kemudian menjawab,
“Iya. Sekarang tujuh belasannya gak pake lomba soalnya lagi corona,” jawabku.
“Yah, gak seru,” ujarnya dengan muka cemberut.
Memang selama ini anak-anak selalu mengikuti lomba 17 Agustus. Tahun kemarin, banyak kegiatan yang dilakukan di komplek rumah. Semua terasa ramai dan gembira. Tahun ini pun harusnya ada, karena panitianya saja sudah terbentuk sekitar 6 bulan lalu. Tapi semua dibatalkan karena ternyata ada pandemi corona.
Kulihat wajah sulungku yang cemberut. Masih tampak tak ikhlas dengan apa yang baru dia dengar. Aku pun hanya bisa terdiam melihat raut wajahnya yang jadi sedih itu. Hingga tiba-tiba ide pun muncul di kepalaku.
“Kak, nanti kita bikin lomba sendiri saja yuk di rumah!” ujarku bersemangat.
“Lomba apa?” tanyanya dengan ekspresi wajah yang belum berubah.
“Adaaa deh. Pokoknya nanti ada hadiahnya juga,” ujarku.
Ia pun mengangguk. Wajahnya mulai tampak gembira. Aku pun langsung mencari tahu kira-kira lomba apa yang bisa kami mainkan karena sebenarnya aku belum kepikiran, hehe.
Setelah searching sana sini, akhirnya kuputuskan untuk mengubah konsep kegiatan, bukan lomba tapi permainan saja supaya kegiatan bisa dilakukan sambil bekerja sama (meski alasan sebenarnya karena adek suka ngambek kalau nanti mainnya kalah.. Hehe). Aku memutuskan nanti ketiga anakku akan melakukan lima kegiatan, yaitu melukis di dinding, memasukkan bola kertas ke ember, memasukkan air ke dalam ember, menggambar dan membantu Ibu membersihkan karpet (kegiatan terakhir itu modus ibu saja biar ada yang membantu ibu membersihkan karpet :D)
Saat waktunya tiba, anak-anak pun melakukan aktivitas yang sudah kami sepakati bersama. Mulai dari melukis di dinding (yang sebelumnya sudah ditempeli kertas) hingga menggambar tema 17 Agustus. Senang melihat mereka tertawa dan menikmati kegiatan bersama. Mungkin tidak seseru dan seramai seperti tahun lalu. Tapi aku hanya berharap semoga anak-anak tetap bisa merasakan semangat dan kegembiraan merayakan hari kemerdekaan Indonesia.
Wahai anakku, sudah 75 tahun usia negeri kita ini. Masih banyak hal yang harus diperbaiki dan mungkin generasi kalian kelak juga harus bekerja lebih keras. Tetapi meskipun tahun ini kita hanya merayakannya dirumah saja, semoga kalian tetap bisa merayakannya dengan suka cita ya. Kita berdoa yuk Nak, semoga negeri ini kembali sehat dan semoga Indonesia benar-benar merdeka dalam berbagai aspeknya.
Selamat Ulang Tahun Indonesia. Semoga semakin berjaya, aman sentosa dan senantiasa diberkahi oleh Allah Subhanawata’ala.
Dirgahayu Indonesia!
Merdeka!
Merdeka!
Merdeka!
Bagikan:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *