Siapa sih yang nggak pingin jadi penulis terkenal seperti Asma Nadia atau Tere Liye? Siapa sih yang nggak ngiler tulisannya dicari dan dibaca banyak orang? Siapa juga yang nggak pingin buku-buku kita laku dipasaran dan cuan pun berdatangan? Pasti pingin lah!
Tapi… yakin, kamu kuat jadi penulis?
Pernah nggak sih berpikir bagaimana ribetnya jadi penulis? Beratnya konsekuensi yang harus ditanggung? Kalau sudah, Alhamdulillah. Kalau belum, saya sarankan baca dulu deh tulisan saya ini. Karena di sini saya ingin menunjukkan sisi-sisi lain dari seorang penulis.
Bertanggungjawab Untuk Mengedukasi
Sebelum jadi penulis, prinsip ini harus dipegang dulu, karena menurut saya ini efeknya sangat besar di kemudian hari. Di mana-mana, yang namanya mengedukasi itu targetnya adalah menunjukkan jalan yang benar, insightful, berdasarkan data, nggak ngaco!
Walaupun, pada kenyataannya masih ada aja penulis yang malah menyesatkan pembaca, memberikan informasi yang tidak valid contohnya, konten yang ambigu, data pendukung yang tidak bisa dipertanggungjawabkan, dan lain sebagainya.
Kalau saya bilang, mereka belum siap jadi penulis!
Efek dari tulisan yang non-edukatif itu banyak sekali. Tapi, menurut saya yang paling terasa efeknya adalah kebodohan!
Menabung Pahala atau Dosa
Selanjutnya, menjadi penulis itu bukan hanya persoalan tentang karir atau passion. Lebih dari itu, dari sebuah tulisan apa yang bisa kita panen, pahala atau dosa? Apa pun yang ditulis dan dibaca oleh orang banyak, bahkan sampai berefek pada pemahaman dan perilaku seseorang, tentu saja berimbas pada timbangan di akhirat kita nantinya.
Pilih mana, konten sampah yang cepat viral, cuan banyak, dan dosa banyak, atau konten berbobot, nggak seberapa viral, tapi dapat pahala?
Kalau saya sih, nggak pilih dua-duanya! Wkwk.
Kalau saya pilih konten berbobot, cepat viral, cuan banyak, dan pahala banyak, boleh dong? Yah, pokoknya jangan sampai akibat cuan setitik rusak pahala sebelanga.
Tulisanmu adalah Proyeksi Dirimu
Menulis itu bukan seni ngawurisasi. Orang lain akan dengan mudah tahu kamu orang yang bagaimana hanya dari sebuah tulisan. Kritiskah, ilmiahkah, humoriskah, atau justru biang pengundang masalah?
Makanya, jangan asal nulis, Cyin!
Ingatan masyarakat +62 itu luar biasa kuatnya. Sekali saja nulis ngawur, melepaskan label negatif pada diri kita sangatlah susah. Ditambah lagi, teknologi semakin mudah. Ada tulisan nyeleneh sedikit saja, bisa di-screenshoot lalu disebar lewat sosial media.
“Oh, sini ini yang suka bikin tulisan kontroversi.”
“Oh, si dia yang suka asal jeplak?”
Idealnya, tetapkan dulu apa yang ingin diingat orang lain tentang dirimu. Isitlah bekennya, personal branding. Baru deh diaplikasikan ke berbagai macam tulisan yang bisa memperkuat personal branding kita. Contohnya, kalau ingin membangun personal branding sebagai penulis dunia parenting, maka konten yang dibangun adalah konten yang berbau dunia parenting. Bisa tentang perkembangan anak, permainan yang menstimulasi perkembangan otak anak, hingga cara pengasuhan yang baik.
Makanya saya bilang, jadi penulis itu berat, kamu nggak akan kuat. Tapi, bukan berarti saya melarang kamu untuk jadi penulis. Pada intinya, konsekuensi jadi seorang penulis itu berat. Kalau kamu nggak siap, ya siap-siap aja dulu! Hehe.
Tulisan ini bukan hendak menyiutkan nyalimu untuk menjadi seorang penulis. Justru, dengan mengetahui sisi-sisi lain dari seorang penulis, kamu akan menjadi penulis yang berkualitas, totalitas, dan tanpa batas.
Jadi, kira-kira kamu kuat nggak jadi penulis?
- Resep Gurih Booster Instagram Ala Yasinta Astuti - 22/03/2021
- [Jangan] Jadi Penulis, Kamu Nggak Akan Kuat - 19/01/2021
Fix! 2021 personal branding untuk blog. Penting sekali ya mbak ternyata personal branding itu, dulu pernah hampir setiap hari bikin story dengan hastag anak-anakku, eee…orang-orang manggilnya jadi itu.
Kan..kan padahal aku tu penginnya bukan dipanggil itu.
Yup untuk jadi seorang blogger yang profesional harus mau menempuh upaya yang levelnya lebih tinggi agar menghasilkan tulisan ciamik, cuan berdatangan dan jadi terkenal, asyiiiik!
thankiss mbak widya tipsnya ya….