Review “Bertualang Nusantara”: Relevan Nggak Sih, Kuliner & Game Tradisional Buat Anak-Anak Zaman Now?

Review "Bertualang Nusantara"

Gas Terus, Kuy Review Buku Anak yang Bikin Nostalgia!

Kenapa buku ini worth it banget buat di-review, terutama di tengah gempuran konten digital?

Di tengah gempuran konten digital yang nggak ada habisnya, nemuin buku anak yang bisa bikin anak-anak betah itu ibarat nemuin hidden gem. Dari video singkat penuh warna di TikTok, sampai game online yang bisa dimainkan berjam-jam tanpa henti. Rasanya nemu buku anak yang mampu bikin mereka duduk manis, tersenyum, bahkan bertanya-tanya dengan rasa penasaran itu kayak nemu oase di tengah gurun!

Nah, Bertualang Nusantara ini salah satunya yang tetap mempertahankan esensi sebagai buku fisik yang edukatif, interaktif dan penuh sentuhan budaya Nusantara. Bukan cuma soal cerita, tapi juga tentang bagaimana buku ini berusaha menjembatani masa lalu yang penuh tradisi dengan dunia masa kini yang serba digital.

Buku ini nggak cuma ngajak anak membaca, tapi juga main, belajar, dan… bernostalgia bareng ortu!
Misi dari review buku ini adalah dua sisi:

  • Membedah secara detail konten buku yang mengusung tema cerita realis dengan fokus pada kuliner dan permainan tradisional.
  • Menganalisis mengapa formatnya yang dilengkapi dengan lembar aktivitas sangat efektif sebagai media edukasi dan hiburan, terutama bagi audiens yang digital-native.

Tampilan Awal: Visual yang Bikin Betah

Begitu pertama kali melihat buku ini, yang langsung “menangkap” mata saya adalah cover-nya yang bener-bener niat dibuat. Warna-warninya cerah, ilustrasinya memancarkan keceriaan dan nuansanya mengundang rasa penasaran, apalagi buat anak-anak yang memang sensitif terhadap visual. Di cover tersebut, kita bisa lihat anak-anak tersenyum, dikelilingi berbagai makanan tradisional yang familiar. Mulai dari jajanan pasar, kuliner khas daerah hingga suasana permainan yang mengingatkan kita pada masa kecil.

Bertualang Nusantara

“Kumpulan Cerita Anak Realis Dilengkapi dengan Lembar Aktivitas Bertualang Nusantara bersama Kuliner dan Permainan Tradisional”

Bagi saya, ini bukan sekadar judul, tapi sebuah “janji” dari penulis bahwa di dalamnya kita akan menemukan kisah-kisah yang dekat dengan kehidupan sehari-hari, sekaligus dilengkapi ilustrasi gambar yang otentik dan aktivitas yang bisa langsung dicoba bersama anak. Dan jujur saja, kesan pertama ini bikin saya langsung pengen membalik halaman pertama dan “terjun” ke dunia yang mereka bangun.

Bukan Cuma Buku Biasa, Ini Passion Project!

Begitu saya membaca bagian kata pengantar dan profil penulis, saya makin yakin kalau buku ini bukan produk yang dibuat sekadar untuk dijual. Ada cerita panjang di balik prosesnya, yang berasal dari semangat dan cinta para anggota Komunitas Ibu-Ibu Doyan Nulis (IIDN). Fakta bahwa para penulisnya adalah perempuan yang sebagian besar juga ibu, membuat buku ini terasa lebih personal, dekat dan punya sentuhan hati yang tulus. Tidak ada kesan “paksaan” atau sekadar ikut tren. Mereka memang ingin menghadirkan karya yang bisa menjadi jembatan antara orang tua dan anak, sambil menanamkan nilai-nilai budaya yang penting. Dan di era serba cepat seperti sekarang, menemukan buku yang lahir dari proses kolektif penuh cinta seperti ini adalah hal yang spesial.

Cerita di Balik Buku

Buku ini lahir dari salah satu kelas dari rangkaian kegiatan IIDN Writing Academy, sebuah program yang salah satunya diinisiasi oleh Divisi Buku IIDN. Dimana program ini memberikan wadah bagi para penulis perempuan Indonesia untuk menuangkan ide, pengalaman dan kreativitas mereka ke dalam bentuk buku. Divisi Buku IIDN sendiri, saat ini dikepalai oleh Mbak Fuatuttaqwiyah yang dibantu oleh Mbak Fitria Rahma dan Mbak Ira Purwo.

Kelas ini dimentori oleh Mbak Saptorini, sosok yang piawai mengarahkan peserta untuk menulis cerita anak yang hangat, membumi dan penuh nilai moral. Naskah-naskah para peserta kemudian diolah teman-teman Divisi Umum IIDN, dibukukan dan diterbitkan oleh CV. Win Media, menjadikannya bukan sekadar proyek belajar, melainkan karya nyata yang dapat dinikmati pembaca dari berbagai kalangan. Karena penulisnya adalah perempuan dari berbagai daerah di Indonesia, tiap cerita membawa nuansa unik dan sentuhan khas daerah masing-masing.

Analisis Daftar Isi: Judulnya Bikin Penasaran

Saat membuka daftar isi, saya tersenyum membaca judul-judulnya yang kreatif dan mengundang rasa penasaran. Misalnya, Euis dan Cublak-Cublak Suweng, Si Manis Pisang Plenet, Getuk Matcha Lala dan Soto Kudus. Kombinasi nama anak dengan kuliner atau permainan tradisional ini bukan hanya gimmick, tapi strategi untuk membuat cerita terasa personal, dekat dan menyenangkan. Anak-anak akan merasa seperti membaca kisah teman mereka sendiri yang sedang mengalami petualangan seru. Bahkan, dari satu judul seperti Soto Kudus, penulis bisa memperkenalkan sejarah makanan, nilai gotong royong hingga proses pembuatan yang semuanya bisa dihubungkan ke pelajaran kehidupan. Buat saya, ini adalah bentuk storytelling yang “multi-layered”. Menghibur sekaligus mendidik tanpa terkesan memaksa.

Relevansi Cerita Realis dalam Dunia Digital

Banyak buku anak di pasaran yang mengandalkan cerita fantasi penuh imajinasi, yang tentu saja seru, tapi kadang terasa terlalu jauh dari realitas kehidupan sehari-hari. Bertualang Nusantara memilih jalur berbeda, dengan menghadirkan cerita anak realis yang fokus pada hal-hal sederhana tapi bermakna, seperti makanan tradisional atau permainan masa kecil. Anak-anak yang membaca bisa langsung mengenali atau membayangkan pengalaman itu.

Misalnya bagaimana rasanya makan getuk, pertama kali melihat bentuk combro atau serunya bermain cublak-cublak suweng. Dan dari sana, mereka membangun koneksi emosional yang lebih dalam dengan cerita. Saya melihat ini sebagai keunggulan pedagogis yang jarang dimanfaatkan: ketika anak merasa dekat dengan cerita, mereka akan lebih mudah menyerap nilai-nilainya, entah itu kerja sama, empati, rasa ingin tahu atau keberanian. Bagi anak-anak yang terbiasa dengan dunia digital, buku ini menjadi “oase” yang mengajak mereka melambat sejenak dan menyadari bahwa ada kekayaan budaya di sekitar mereka yang sama serunya untuk dieksplorasi.

Ilustrasi yang mempercantik buku ini adalah karya Alya Widyastuti dan Raniah Hayatunnada, dua ilustrator yang dengan detail dan kreativitasnya berhasil membuat setiap halaman terasa hidup. Gambar-gambar mereka bukan hanya memperkuat cerita, tetapi juga memberikan ruang imajinasi bagi anak untuk membangun dunianya sendiri.

Pentingnya Lembar Aktivitas dalam Era Digital

Salah satu hal yang bikin saya jatuh hati sama buku ini adalah lembar aktivitasnya. Di era di mana anak-anak sudah terbiasa mendapatkan hiburan instan dari layar, buku fisik harus punya “sesuatu” yang membuat mereka mau berlama-lama memegangnya.

Dan, Bertualang Nusantara paham betul soal itu. Lembar aktivitas ini berisi kegiatan seperti mewarnai, mengisi teka-teki, menirukan suara hingga mencoba membuat kuliner yang ada di cerita. Aktivitas-aktivitas ini bukan hanya mengasah motorik halus dan keterampilan berpikir, tapi juga membuka kesempatan bagi orang tua untuk terlibat langsung. Bayangkan, bukan cuma membacakan cerita, tapi juga duduk bersama, menunjuk gambar, mengajukan pertanyaan atau bahkan mempraktikkan permainan yang disebutkan di buku. Momen seperti ini sulit digantikan oleh hiburan digital karena sifatnya menyentuh indra, membangun kedekatan emosional dan menciptakan kenangan yang akan diingat anak sampai besar nanti.

Lembar aktivitas ini menawarkan interaksi fisik yang tidak bisa didapat dari layar. Kegiatan ini melatih motorik halus dan kognitif anak, sekaligus menciptakan momen bonding yang berharga antara orang tua dan anak. Dengan buku ini, orang tua tidak hanya membacakan cerita, tetapi juga bisa berinteraksi secara langsung, menunjuk gambar atau mengajukan pertanyaan, sehingga anak menjadi lebih aktif dan terlibat.

Siapa di Balik Buku Ini?

Komunitas Ibu-Ibu Doyan Nulis yang Memberikan Ruang Tumbuh bagi Perempuan Indonesia

Komunitas Ibu-Ibu Doyan Nulis (IIDN) adalah entitas penting di balik buku ini. Didirikan sejak tahun 2010, komunitas ini bukan komunitas instan, melainkan memiliki track record yang panjang dan serius dalam memfasilitasi penulis perempuan. IIDN memiliki berbagai program rutin dan bahkan telah berkolaborasi dengan kementerian dan berbagai pihak lain dalam penulisan buku dan kampanye digital.

Keterlibatan komunitas sebagai penulis kolektif memberikan kekuatan tersendiri pada buku ini. Ketika banyak penulis terlibat, wawasan yang dibagikan menjadi lebih kaya dan beragam. Buku “Bertualang Nusantara” yang memuat cerita dari berbagai kuliner dan permainan dari banyak daerah adalah bukti langsung dari kekuatan kolektif ini. Masing-masing penulis bisa membawa cerita dari daerah asalnya, membuat tema “Nusantara” menjadi lebih autentik dan mendalam. Komunitas IIDN tidak hanya memberikan platform bagi perempuan untuk berekspresi, tetapi juga menjadi agen pelestarian budaya yang efektif, menjadikan buku ini relevan dan up-to-date.

Kesimpulan Akhir: Buku Ini Nggak Ada Obat!

Setelah dibedah dari berbagai sisi, kesimpulan yang bisa ditarik adalah buku “Bertualang Nusantara” ini worth it banget! Bukan cuma karena ceritanya, tapi karena package-nya yang komplit. Buku ini berhasil menggabungkan cerita realis yang akrab, lembar aktivitas yang engaging, visual yang slay, dan misi edukasi budaya yang kuat dari Komunitas Ibu-Ibu Doyan Nulis.

Meskipun ada tantangan dari dominasi konten digital, buku ini justru memanfaatkan kelebihan format fisik untuk menciptakan pengalaman belajar yang multisensori dan interaktif.

Poin Kelebihan Buku

  • Cerita Realis
  • Lembar Aktivitas Interaktif
  • Tema Kuliner dan Permainan Tradisional
  • Ditulis oleh Komunitas IIDN

Manfaat buat Anak

  • Anak belajar nilai-nilai kehidupan nyata dan etika sosial.
  • Melatih motorik halus, kognitif, dan mempererat hubungan dengan orang tua
  • Mengenal dan mencintai keberagaman budaya Indonesia.
  • Buku dibuat dengan passion dan pengetahuan yang kaya, bukan sekadar komersial.

Manfaat Versi Gen Z

  • Biar gak delulu, diajarin hidup realistis tapi tetap on fleek.
  • Momen quality time yang aesthetic bareng keluarga.
  • Gak cuma ngebucin drakor, tapi juga cinta vibes Nusantara.
  • Bukunya bukan kaleng-kaleng, ytta (ya, tahu, tahu aja)!

Bagi saya, Bertualang Nusantara bukan sekadar buku anak, melainkan sebuah jembatan yang menghubungkan masa kecil saya yang dipenuhi permainan tradisional dan jajanan khas, dengan dunia Upi yang sarat teknologi. Buku ini berhasil memadukan cerita realis yang akrab, lembar aktivitas yang interaktif, ilustrasi memikat, dan bahkan sentuhan personal berupa kisah fiksi tentang anak saya sendiri. Ia menghadirkan ruang berkualitas untuk kami menghabiskan waktu bersama, sambil menanamkan nilai-nilai budaya yang tak lekang oleh waktu.

Udahan Dulu, Kuy!

Sekian dulu review buku “Bertualang Nusantara.” Semoga ulasan ini bisa membantu para orang tua, guru atau siapa pun yang lagi nyari buku anak yang slay.

Salam!

***
Ditulis oleh Novi Herdiani, Penulis IIDN asal Bandung

Bagikan:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *