Kiat Mengatasi Stuck atau Kebuntuan Menulis Agar Tetap Produktif di Saat Sulit

cara mengatasi kebuntuan saat menulis

cara mengatasi kebuntuan saat menulis

Halo teman-teman penulis, apa kabar hari ini? Semoga tetap sehat dan bahagia di masa pandemi seperti ini. Banyak teman yang mengeluhkan bubarnya mood menulis di masa-masa sulit beberapa minggu belakangan ini. Beberapa teman melaporkan telah mengalami stuck alias kebuntuan dalam menulis.

Ya, kita harus bersedia mengakui, banyak hal berubah begitu drastis belakangan ini. Namun, sebenarnya itu bukan tak bisa disiasati. Mari baca tips di bawah ini, agar kita tak benar-benar mandeg berkarya karena situasi sulit ini.

 

Kenali Kondisi

Untuk teman-teman yang telah berkarya menjadikan menulis sebagai profesi, mungkin ada kondisi yang tidak bisa dihindari yakni harus tetap menulis demi memenuhi tenggat waktu. Apalagi jika sudah berhubungan dengan klien.

Dalam kondisi seperti ini, tidak bisa ditawar, kita harus tetap memenuhinya, seburuk apapun mood menulis kita. Maka cara yang bisa dilakukan adalah mengambil jeda sejenak, walau sesaat, lakukan hal-hal yang bisa membuat hati senang. Setiap orang mungkin akan berbeda. Bisa dengan mendengarkan musik, menonton film, merawat diri, atau sekadar membersihkan kamar mandi. Nah, sesudahnya, kembalilah pada aktivitas menulis.

 

Healing

Jika kita berada pada kondisi jiwa yang tak baik-baik saja, akui dulu. Ini adalah fase penting untuk menyembuhkan. Perubahan terjadi sangat cepat, bahkan sebagian dari kita terancam kehilangan penghasilan. Selain itu, ketakutan akan virus, sedikit banyak pasti juga dirasakan dan akan memengaruhi mood berkarya. Mari akui bahwa kita memerlukan penyembuh. Carilah healing versi teman-teman.

mengatasi kebuntuan saat menulis

Kalau saya, belakangan ini saya mencoba lebih mindful, artinya melakukan segala sesuatu dengan lebih berkesadaran. Makan dengan mindful, mandi dengan mindful, mengerjakan segala sesuatu dengan lebih mindful. Hasilnya, ada kenikmatan lebih dari hal-hal yang sebelumnya mungkin kita pandang remeh. Itu semua menghangatkan jiwa, memunculkan rasa syukur, menaikkan level bahagia dan ujung-ujungnya mampu memperbaiki mood berkarya.

Healing lainnya versi saya adalah dengan membaca. Saya memilih beberapa buku bagus yang say abaca amat perlahan. Bukan sekadar dibaca, tapi dieksplorasi secara mendalam. Sejumlah buku say abaca secara nyaring. Pasca membaca saya juga membuat rangkuman serta catatan hal-hal menarik dari bacaan tersebut.

Bentuk healing lain yang saya sukai adalah berdzikir, yoga dan meditasi. Mungkin semua teman muslim juga melakukan dzikir, tapi saat ini mari coba lakukan dengan cara lebih khusyuk juga menyenangkan. Saya tetap melakukan dzikir saat jelang tidur dan mata sudah tak sanggup melek, bibir tak sanggup berucap, tapi dzikir tetap terlantun di hati. Terkadang saya juga melakukan dzikir sembari memegangi dada kiri bagian atas, bagian tubuh di mana kenikmatan dzikir itu terasa nyata bagi saya. Pendeknya, nikmatilah sebenar-benarnya.

Eksplorasi  Cara Menulis

Coba lakukan hal-hal yang berbeda dalam hal menulis. Misalnya, jika teman-teman terbiasa menulis draf di laptop atau PC, kini coba buat skema, tulisan, gambar-gambar atau apapun yang mewakili ide tulisan teman-teman di buku. Gunakan spidol warna-warni jika perlu. Sebagian orang merasakan, dengan cara ini kreativitas dapat kembali dibangunkan.

Teman-teman juga bisa melakukan cara menulis menggunakan input suara. Cari saja aplikasinya lalu gunakan. Mulailah bercerita apapun pada aplikasi tersebut dengan suara Anda. Mau mengomel, atau berkeluh kesah, silakan saja. Bisa jadi dengan cara ini, mood menulis akan kembali membaik.

 

Mengenali Mood

Ini saya sampaikan berkali-kali di banyak kesempatan termasuk di puluhan kelas menulis saya. Mood bukan hanya terdiri dari badmood dan good mood. Anda bisa mengenali dan mengelompokkan kondisi mood sendiri. Kemudian, lakukan task sesuai dengan kondisi mood tersebut.

Untuk saya, contohnya seperti ini:

Super

Pada kondisi ini otak saya terasa sangat brilian. Ide-ide bermunculan, mulai dari ide tulisan sampai ide bagaimana mengemas sebuah buku baru, ide program promosi jug aide untuk komunitas. Pada saat ini yang bisa dan harus saya lakukan adalah mengamankan ide tersebut.

Biasanya langsung saya tulis di dalam buku catatan, dan jika memungkinkan sudah saya buat outlinenya dan disimpan dalam folder khusus di laptop.

 

Baik

Saya bisa bekerja dengan baik dalam kondisi seperti ini. Setidaknya, membuat draft dari outline yang sudah tersedia sebelumnya, bisa saya lakukan dengan baik dan cepat. Maka saya manfaatkan dengan menulis sebisa-bisanya, sebanyak-banyaknya.

 

Moderate

Dalam mood seperti ini saya masih bisa bekerja namun kecepatannya melambat. Biasanya jika terpaksa, terbentur deadline, saya akan cepat-cepat lakukan healing sejenak lalu kembali ke laptop. Namun bisa juga memanfaatkan kondisi ini untuk pekerjaan yang tak terlalu meminta mood yang bagus, misalnya membalas komentar di blog saya, membaca tulisan di blog teman, mengedit foto, mengecek tulisan lama di blog, dan lainnya. Mulai lambat, namun setidaknya saya masih bisa memilih untuk tidak berhenti.

Blank

Kondisi ini amat jarang saya alami. Namun, ketika muncul, jujur itu cukup menakutkan. Dan ini terjadi belum lama ini. Saya memilih berdamai dengan keadaan. Kebetulan memang tidak ada deadline project menulis apapun, jadi saya memberikan ruang yang cukup untuk jiwa saya terlebih dahulu.

Jeda. Sekitar dua hari total saya tidak menulis, hanya melakukan healing dan pekerjaan rumah tangga yang menjadi rutinitas. Hal lain yang bisa saya lakukan adalah membaca. Bukan sekadar membaca, namun membaca sebagai bagian dari healing seperti yang sudah dijelaskan di atas.

Nah, itu dia teman-teman, beberapa kiat saya untuk tetap bisa berkarya dalam konisi sulit. Mari tetap semangat, sambil terus melangitkan doa agar pandemi ini segera usai.

 

Salam hangat

 

Widyanti Yuliandari
Bagikan:

4 Komentar

  1. Terimakasih mbak..
    Jujur aq mengalami ini..
    Akan kulakukan tipsnya

  2. Terima mbak wid.

    Tips nya akan dicoba. Manfaat sekali????????

  3. Mindfulness ya, BuKetu. Belajar tentang itu dan memang hasilnya kerasa kalau semua dikerjakan dengan mindfulness.

    Marah pun kalau sadar pas marah juga penting, setelah itu sadar juga kalau marah sebabnya apa.

    Tips jitu lainnya bisa ni untuk diptaktekkan. Coba ah…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *